Files under Cerita
Motivasi | Posted by admin

Tiba-tiba, suara hening terganggu
oleh ulah dua orang bocah kecil berumur sekitar 3 dan 5 tahun yang berlarian
kesana kemari. Mereka berdua mulai mengganggu penumpang lain. Yang kecil mulai
menarik- narik korang yang sedang dibaca oleh seorang penumpang, kadang merebut
pena ataupun buku penumpang yang lain. Si kakak sengaja berlari dan menabrak
kaki beberapa penumpang yang berdiri menggantung karena penuhnya gerbong itu.
Beberapa penumpang mulai terganggu
oleh ulah kedua bocah nakal itu, dan beberapa orang mulai menegur bapak dari
kedua anak tersebut. “Pak, tolong dong anaknya dijaga!” pinta salah seorang
penumpang. Bapak kedua anak itu memanggil dan menenangkannya. Suasana kembali
hening, dan kedua anak itu duduk diam. Tak lama kemudian, keduanya mulai
bertingkah seperti semula, bahkan semakin nakal. Apabila sekali diusilin masih
diam saja, kedua anak itu makin berani. Bahkan ada yang korannya sedang dibaca,
langsung saja ditarik dan dibawa lari. Bila si-empunya koran tidak bereaksi,
koran itu mulai dirobek-robek dan diinjak-injak.
Beberapa penumpang mulai menegur
sang ayah lagi dengan nada mulai kesal. Mereka benar-benar merasa terganggu,
apalagi suasana pulang kerja, mereka masih sangat lelah. Sang ayah memanggil
kembali kedua anaknya, dan keduannya mulai diam lagi. Tapi hal itu tidak
berlangsung lama. Si anak mulai membuat ulah yang semakin membuat para
penumpang di gerbong bawah tanah itu mulai marah.
Beberapa penumpang mulai memarahi
sang ayah dan membentak. “Pak bisa mendidik anak tidak sich!” kata seorang
penumpang dengan geram.
“Dari tadi anaknya mengganggu semua
orang disini, tapi bapak koq diam saja”. Sang ayah bangkit dari duduknya,
menghampiri kedua anaknya yang masih mungil, menenangkannya, dan dengan sangat
sopan berdiri dan berkata kepada para penumpang yang ada di gerbong itu.
“Bapak-bapak dan ibu-ibu semua, mohon maaf atas kelakuan kedua anak saya ini.
Tidak biasanya mereka berdua bertingkah nakal seperti saat ini. Tadi pagi,
kedua anak saya ini baru saja ditinggal oleh ibu mereka yang sangat mereka
cintai. Ibu kedua anak saya ini meninggal karena penyakit LEUKEMIA yang
dideritanya”. Bapak itu diam sejenak, dan sambil mengelus kepala kedua anaknya
meneruskan ceritanya. “Mungkin karena kejadian yang menimpa ibu mereka berdua
itu begitu mendadak, membuat kedua anak saya ini belum bisa menerima kenyataan
dan agak sedikit shock karenanya. Sekali lagi saya mohon maaf”. Seluruh orang
didalam gerbong kereta api bawah tanah itu seketika terdiam. Mereka dengan
tiba-tiba berubah total, dari memandang dengan perasaan kesal karena
kenakalannya, berubah menjadi perasaan iba dan sayang. Kedua anak itu masih
tetap nakal, mengganggu seluruh penumpang yang ditemuinya. Tetapi, orang yang
diganggu malah kelihatan tambah menampakkan kasih sayangnya. Ada yang
memberinya coklat, bahkan ada yang menemaninya bermain.
PERHATIKAN KONDISI SUBWAY ITU.
PENUMPANGNYA MASIH SAMA. KEDUA ANAK ITU MASIH NAKAL-NAKAL. Tetapi terjadi
perubahan yang sangat mencolok. SUASANA DIDALAM SUBWAY ITU BERUBAH 180 DERAJAT.
KENAPA?…. KARENA SEBUAH INFORMASI. INILAH YANG DISEBUT PERUBAHAN PARADIGMA.
Ternyata, batas antara SETUJU dan MENOLAK itu sangat tipis sekali. Dan itu
tidak akan pernah dapat ditembus, kecuali oleh sebuah INFORMASI yang benar
0 komentar on "Paradigma"
Posting Komentar